Mahasiswa dan Lingkungan: Antara Peduli dan Acuh Tak Acuh

Isu lingkungan hidup terus menjadi topik utama di berbagai diskusi global. Dari perubahan iklim, polusi plastik, deforestasi, hingga krisis air bersih — semua ini menuntut keterlibatan aktif berbagai pihak, termasuk generasi muda. Namun, bagaimana sebenarnya sikap mahasiswa terhadap isu lingkungan? Apakah mereka benar-benar peduli atau justru semakin acuh?


Generasi Muda yang Melek Isu Global

Mahasiswa hari ini tumbuh di era informasi. Mereka memiliki akses mudah terhadap berita, laporan, dan gerakan sosial melalui media sosial. Tak jarang, mereka menjadi pionir dalam berbagai kampanye lingkungan, seperti:

  • Aksi pungut sampah di pantai dan taman kota
  • Kampanye diet plastik sekali pakai
  • Gerakan hemat energi di kampus
  • Edukasi digital soal perubahan iklim

Banyak juga organisasi mahasiswa yang memiliki departemen lingkungan atau kerja sama dengan NGO untuk kegiatan konservasi alam. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran terhadap isu lingkungan sebenarnya cukup tinggi.


Antara Aksi dan Konsistensi

Meski tampak aktif, banyak pengamat menilai bahwa partisipasi mahasiswa masih terbatas pada event seremonial. Misalnya, ramai-ramai tanam pohon saat Hari Lingkungan Hidup, namun lupa merawatnya. Atau mengunggah kampanye lingkungan di media sosial, tapi masih sering menggunakan produk sekali pakai.

Ini menimbulkan pertanyaan: apakah keterlibatan mereka benar-benar lahir dari kesadaran, atau hanya sekadar ikut-ikutan demi citra?


Tantangan dan Hambatan di Lapangan

Beberapa alasan mengapa mahasiswa belum sepenuhnya terlibat aktif dalam isu lingkungan antara lain:

  • Kurangnya fasilitas ramah lingkungan di kampus
    (misal: tempat sampah terpilah, transportasi non-emisi)
  • Kurangnya edukasi dan integrasi kurikulum hijau
  • Gaya hidup modern yang konsumtif
  • Minimnya contoh dari pihak kampus atau dosen

Meskipun sadar, banyak mahasiswa merasa bahwa perubahan gaya hidup ramah lingkungan itu merepotkan dan tidak didukung sistem yang memadai.


Peluang Aksi Nyata dari Mahasiswa

Mahasiswa sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan lingkungan, baik melalui aksi nyata maupun inovasi teknologi. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  • Membuat komunitas kampus bebas plastik
  • Menjalankan proyek riset atau bisnis berbasis green innovation
  • Melibatkan diri dalam penyusunan kebijakan lingkungan kampus
  • Mengadakan edukasi berkelanjutan ke masyarakat sekitar

Aksi ini tidak harus besar. Langkah kecil yang konsisten jauh lebih berdampak daripada kampanye besar tapi tanpa keberlanjutan.


Kesimpulan

Mahasiswa berada di garda depan dalam menghadapi tantangan lingkungan global. Mereka punya potensi, pengetahuan, dan jejaring yang luas. Namun, semua itu perlu diiringi dengan kesadaran yang mendalam dan aksi yang berkelanjutan.

Kini saatnya mahasiswa bukan hanya bicara tentang lingkungan, tapi juga menjadi pelaku aktif yang membawa perubahan — dari dalam diri, lingkungan kampus, hingga masyarakat luas.